Kredit UMKM Jawa Timur nampaknya akan semakin mendapat angin segar. Kucuran dana untuk Kredit UMKM Jawa Timur dari kalangan perbankan, akan semakin deras mengalir mengingat perkembangan sektor usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) provinsi tersebut semakin berkembang pesat. Pada awal tahun, BI Surabaya mencatat kenaikan Kredit UMKM Jatim dari tahun sebelumnya. Pada sebelum tahun 2011, BI Surabaya mencatat Kredit UMKM Jatim sebesar Rp. 47,79 triliun. Dan selama tahun 2011 dalam catatan BI Surabaya Kredit UMKM Jatim mencapai Rp. 57,56 triliun.
Mohamad Ishak, Pimpinan Bank Indonesia Surabaya mengatakan, melihat peningkatan tersebut menunjukkan potensi pembiayaan Kredit UMKM Jatim semakin bagus. Dan kualitas Kredit pada sektor UMKM di daerah Jatim masih stabil dengan non performing loan (NPL) atau Kredit Macer masih dibawah 5 persen.
NPL untuk sektor UMKM pada Januari 2012 tercatat 4,36%, naik tipis dari posisi Januari 2011 yang tercatat 4,58%.Dari total penyaluran kredit perbankan umum di Jatim pada Januari 2012, penyaluran kredit modal kerja masih mendominasi dengan capaian Rp 105,05 triliun, naik 17,03% dari posisi Januari 2011 yang tercatat Rp 89,76%.
Sementara di sektor investasi mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 25,25%, naik 32,82% dari posisi Januari 2011 yang tercatat Rp 19,01%. Di sektor konsumsi penyaluran kredit oleh perbankan di Jatim mencapai Rp 51,22 triliun, naik 19,05% dari Rp 43,03 triliun pada Januari 2011.NPL kredit pada Januari 2012 tercatat 3,14% turun dari posisi Januari 2011 yang tercatat 3,36%.
"Peningkatan penyaluran kredit perbankan tersebut diperlukan guna penguatan kemampuan ekspansi sektor UKM yang pada akhirnya diharapkan dapat mendorong perekonomian Jawa Timur serta mendukung perluasan lapangan kerja," terangnya
Hal tersebut tercermin dari bank BUMD milik Pemprov Jatim, yakni PT Bank UMKM Jawa Timur. Bank yang dulu bernama PT BPR Jatim ini membukukan kenaikan 65,68% untuk penyaluran kredit selama 2011 dibandingkan tahun sebelumnya.
Dirut Bank UMKM Jawa Timur, Soeroso, mengatakan penyaluran kredit tahun 2011 lalu tercatat Rp 619,96 miliar, naik 65,85% bila dibandingkan pencapaian pada tahun 2010 yang tercatat Rp 374,18 miliar sementara besaran dana yang disalurkan kepada 48.741 debitur dengan plafon kredit rata-rata Rp12,720 juta per orang
"Pertumbuhan kredit ini menandakan bahwa kinerja Bank UMKM Jatim cukup baik dengan fokus pada pembiayaan usaha kecil dan mikro," ujarnya.
Soeroso menambahkan, kualitas kredit bank yang dulunya lebih dikenal dengan nama BPR Jatim tersebut cukup terjaga pasalnya rasio kredit bermasalah hanya 0,2%. Catatan NPL pada akhir 2011 ini membaik dari pencapaian tahun sebelunya dimana tingkat NPL pada akhir 2010 tercatat 0,4%.
"Kami optimistis penyaluran pinjaman bisa naik lebih tinggi lagi dengan ekspansi jaringan yang akan kami lakukan pada tahun ini," katanya.
Sesuai indikator tingkat kesehatan bank, kata dia, per akhir 2011 pencapaian modal PT BPR UMKM Jatim mencapai Rp98,922 miliar. Komposisi saham Pemprov Jatim Rp85,380 miliar atau 86,31 persen, diikuti saham pemerintah kabupaten/kota seJatim Rp13,391 miliar atau 13,54 persen dan saham DPP Bank Jatim Rp150,1 juta atau 0,15 persen dari total saham.
"Tapi, kinerja rasio kecukupan modal pada tahun 2011 mencapai 26,42 persen atau melebihi ketetapan rasio Bank Indonesia minimal delapan persen. Dari kinerja tersebut menunjukan bahwa modal kami sehat," paparnya.
Di sisi lain, tambah dia, pencapaian keseluruhan aset pada tahun 2011 sebesar Rp 884,15 miliar atau meningkat 50,13 persen dibandingkan tahun 2010. Nominal tersebut meliputi aktiva produktif 2011 sebesar Rp856,124 miliar atau meningkat 50,61 persen dari tahun 2010.
Mohamad Ishak, Pimpinan Bank Indonesia Surabaya mengatakan, melihat peningkatan tersebut menunjukkan potensi pembiayaan Kredit UMKM Jatim semakin bagus. Dan kualitas Kredit pada sektor UMKM di daerah Jatim masih stabil dengan non performing loan (NPL) atau Kredit Macer masih dibawah 5 persen.
NPL untuk sektor UMKM pada Januari 2012 tercatat 4,36%, naik tipis dari posisi Januari 2011 yang tercatat 4,58%.Dari total penyaluran kredit perbankan umum di Jatim pada Januari 2012, penyaluran kredit modal kerja masih mendominasi dengan capaian Rp 105,05 triliun, naik 17,03% dari posisi Januari 2011 yang tercatat Rp 89,76%.
Sementara di sektor investasi mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 25,25%, naik 32,82% dari posisi Januari 2011 yang tercatat Rp 19,01%. Di sektor konsumsi penyaluran kredit oleh perbankan di Jatim mencapai Rp 51,22 triliun, naik 19,05% dari Rp 43,03 triliun pada Januari 2011.NPL kredit pada Januari 2012 tercatat 3,14% turun dari posisi Januari 2011 yang tercatat 3,36%.
"Peningkatan penyaluran kredit perbankan tersebut diperlukan guna penguatan kemampuan ekspansi sektor UKM yang pada akhirnya diharapkan dapat mendorong perekonomian Jawa Timur serta mendukung perluasan lapangan kerja," terangnya
Hal tersebut tercermin dari bank BUMD milik Pemprov Jatim, yakni PT Bank UMKM Jawa Timur. Bank yang dulu bernama PT BPR Jatim ini membukukan kenaikan 65,68% untuk penyaluran kredit selama 2011 dibandingkan tahun sebelumnya.
Dirut Bank UMKM Jawa Timur, Soeroso, mengatakan penyaluran kredit tahun 2011 lalu tercatat Rp 619,96 miliar, naik 65,85% bila dibandingkan pencapaian pada tahun 2010 yang tercatat Rp 374,18 miliar sementara besaran dana yang disalurkan kepada 48.741 debitur dengan plafon kredit rata-rata Rp12,720 juta per orang
"Pertumbuhan kredit ini menandakan bahwa kinerja Bank UMKM Jatim cukup baik dengan fokus pada pembiayaan usaha kecil dan mikro," ujarnya.
Soeroso menambahkan, kualitas kredit bank yang dulunya lebih dikenal dengan nama BPR Jatim tersebut cukup terjaga pasalnya rasio kredit bermasalah hanya 0,2%. Catatan NPL pada akhir 2011 ini membaik dari pencapaian tahun sebelunya dimana tingkat NPL pada akhir 2010 tercatat 0,4%.
"Kami optimistis penyaluran pinjaman bisa naik lebih tinggi lagi dengan ekspansi jaringan yang akan kami lakukan pada tahun ini," katanya.
Sesuai indikator tingkat kesehatan bank, kata dia, per akhir 2011 pencapaian modal PT BPR UMKM Jatim mencapai Rp98,922 miliar. Komposisi saham Pemprov Jatim Rp85,380 miliar atau 86,31 persen, diikuti saham pemerintah kabupaten/kota seJatim Rp13,391 miliar atau 13,54 persen dan saham DPP Bank Jatim Rp150,1 juta atau 0,15 persen dari total saham.
"Tapi, kinerja rasio kecukupan modal pada tahun 2011 mencapai 26,42 persen atau melebihi ketetapan rasio Bank Indonesia minimal delapan persen. Dari kinerja tersebut menunjukan bahwa modal kami sehat," paparnya.
Di sisi lain, tambah dia, pencapaian keseluruhan aset pada tahun 2011 sebesar Rp 884,15 miliar atau meningkat 50,13 persen dibandingkan tahun 2010. Nominal tersebut meliputi aktiva produktif 2011 sebesar Rp856,124 miliar atau meningkat 50,61 persen dari tahun 2010.
No comments:
Post a Comment